korelasi
korelasi, juga disebut koefisien korelasi, adalah nilai yang
menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier antara dua peubah acak (random
variable).
Salah
satu jenis korelasi yang paling populer adalah koefisien
korelasi momen-produk Pearson, yang diperoleh dengan membagi kovarians kedua variabel
dengan perkalian simpangan bakunya. Meski memiliki nama Pearson,
metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Francis
Galton.
Koefisien korelasi momen-produk Pearson
Korelasi
linier antara 1000 pasang pengamatan. Data digambarkan pada bagian kiri bawah
dan koefisien korelasinya ditunjukkan pada bagian kanan atas. Setiap titik
pengamatan berkorelasi maksimum dengan dirinya sendiri, sebagaimana ditunjukkan
pada diagonal (seluruh korelasi = +1).
Korelasi ρX,
Y antara dua peubah acak X dan Y
dengan nilai yang diharapkan μX dan μY dan simpangan
baku σX dan σY didefinisikan
sebagai:
Karena μX = E(X),
σX2 = E(X2) − E2(X)
dan demikian pula untuk Y, maka dapat pula ditulis
Korelasi dapat dihitung bila simpangan baku finit dan
keduanya tidak sama dengan nol. Dalam pembuktian ketidaksamaan
Cauchy-Schwarz, koefisien korelasi tak akan melebihi dari 1 dalam nilai absolut.
Korelasi bernilai 1 jika terdapat hubungan linier yang positif, bernilai -1
jika terdapat hubungan linier yang negatif, dan antara -1 dan +1 yang
menunjukkan tingkat dependensi linier antara
dua variabel. Semakin dekat dengan -1 atau +1, semakin kuat korelasi antara
kedua variabel tersebut.
Koefisien korelasi non-parametrik
Koefisien
korelasi Pearson merupakan statistik parametrik, dan
ia kurang begitu menggambarkan korelasi bila asumsi dasar normalitas
suatu data dilanggar. Metode korelasi non-parametrik
seperti ρ Spearman
and τ Kendall berguna ketika
distribusi tidak normal. Koefisien korelasi non-parametrik masih kurang kuat
bila dibandingkan dengan metode parametrik jika asumsi normalitas data
terpenuhi, namun cenderung memberikan hasil distrosi ketika asumsi tersebut tak
terpenuhi.
Metode pengukuran yang lain untuk mengetahui
dependensi antara dua peubah acak
Untuk
mendapatkan suatu pengukuran mengenai dependensi data (juga nonlinier), dapat
digunakan rasio korelasi yang mampu
mendeteksi hampir segala dependensi fungsional.
Kopula dan korelasi
Banyak orang
yang keliru menganggap bahwa informasi yang diberikan dari sebuh koefisien
korelasi sudah cukup mendefinisikan struktur ketergantungan (dependensi) antara
peubah acak. Namun untuk mengetahui adanya ketergantungan antara peubah acak
harus dipertimbangkan pula kopula antara keduanya. Koefisien korelasi dapat didefinisikan
sebagai struktur ketergantungan hanya pada beberapa kasus, misalnya dalam fungsi
distribusi kumulatif pada distribusi
normal multivariat.
Matriks korelasi
Matriks
korelasi n peubah acak X1, ..., Xn
adalah n × n matrik dimana i,j adalah
corr(Xi, Xj). Jika ukuran korelasi
yang digunakan adalah koefisien momen-produk, matriks korelasi akan sama dengan
matriks kovarians peubah
acak yang telah distandarkan Xi /SD(Xi)
untuk i = 1, ..., n. Sehingga, matriks korelasi
merupakan matriks definit tak-negatif.
Analisis
Regresi Linear Sederhana
Regresi
Linear Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk menguji
sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab (X) terhadap
Variabel Akibatnya. Faktor Penyebab pada umumnya dilambangkan dengan X atau
disebut juga dengan Predictor sedangkan Variabel Akibat dilambangkan dengan Y
atau disebut juga dengan Response. Regresi Linear Sederhana atau sering
disingkat dengan SLR (Simple Linear Regression) juga merupakan salah satu
Metode Statistik yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan peramalan
ataupun prediksi tentang karakteristik kualitas maupun Kuantitas.
Contoh Penggunaan Analisis Regresi Linear Sederhana dalam
Produksi antara lain :
- Hubungan antara Lamanya Kerusakan Mesin dengan Kualitas Produk yang dihasilkan
- Hubungan Jumlah Pekerja dengan Output yang diproduksi
- Hubungan antara suhu ruangan dengan Cacat Produksi yang dihasilkan.
Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti
berikut ini :
Y = a + bX
Dimana :
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)
a = konstanta
b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response yang ditimbulkan oleh Predictor.
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)
a = konstanta
b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response yang ditimbulkan oleh Predictor.
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan
Rumus dibawah ini :
a = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy)
. n(Σx²) – (Σx)²
. n(Σx²) – (Σx)²
b = n(Σxy) – (Σx) (Σy)
. n(Σx²) – (Σx)²
. n(Σx²) – (Σx)²
Berikut ini adalah Langkah-langkah dalam melakukan
Analisis Regresi Linear Sederhana :
- Tentukan Tujuan dari melakukan Analisis Regresi Linear Sederhana
- Identifikasikan Variabel Faktor Penyebab (Predictor) dan Variabel Akibat (Response)
- Lakukan Pengumpulan Data
- Hitung X², Y², XY dan total dari masing-masingnya
- Hitung a dan b berdasarkan rumus diatas.
- Buatkan Model Persamaan Regresi Linear Sederhana.
- Lakukan Prediksi atau Peramalan terhadap Variabel Faktor Penyebab atau Variabel Akibat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar